Minggu, 25 November 2012

Antisipasi Gangguan Jiwa Yukkkk?!!!!!

Mengantisipasi gangguan kejiwaan yang rentan terjadi pada generasi muda dengan pola pergaulan yang cenderung mengarah ke egosentris, semua orang tua harus intens menjaga sekaligus memantau kondisi kesehatan jiwa putra-putrinya. Minimal, kata dr DIDIK ARIYONO SpKJ Kepala Instalasi Rawat Inap (IRNA) Jiwa RSUD DR SOETOMO Surabaya, membiasakan diri melakukan komunikasi personal kepada masing-masing buah hatinya lebih dekat.      
Pengaruh pembentukan pola pergaulan dan gaya hidup anak jaman sekarang yang lebih individu, mengharuskan orang tua lebih menempatkan diri sebagai sahabat anak. Dari komunikasi efektif yang terjalin intens, pada akhirnya orang tua bisa memantau sekaligus berperan membentuk kejiwaan anak-anaknya.
Dalam sesi perbincangan di program Halo Selamat Pagi di Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio Suara Pasuruan, dr DIDIK mengatakan, penangkal jitu pengaruh-pengaruh negatif pola pergaulan di masa kini, berupa perhatian dari keluarga inti. Sehingga bersifat sebagai pengontrol sekaligus pembentuk karakter dan kejiwaan pada si anak.     
Pendampingan selama masa tumbuh kembang kejiwaan anak, harus selalu dilakukan. Sekalipun unsur pertumbuhan gangguan kejiwaan yang rentan menimpa usia remaja seperti psikopat bersifat genetis, tapi semuanya bisa diantisipasi dengan membangun konstruksi kejiwaan yang sehat.
Selain itu, gangguan kejiwaan psikopat juga bisa diantisipasi dengan membiasakan anak untuk hidup selalu bersosialiasi dengan masyarakat. Berbekal kebersamaan, toleransi dan saling tolong menolong antar sesama, dr DIDIK yakin dan optimis, psikologi kejiwaan individu yang sehat, bisa terbentuk dengan sempurna. 
Yang juga tidak boleh dilupakan dalam menjaga kondisi kesehatan kejiwaan masing-masing individu, kepemilikan INSIGHT atau DAYA TILIKAN DIRI. Artinya,  seseorang harus mampu menilai diri sendiri dan orang lain, di dalam koridor kejiwaan yang sehat.       
Kepada Suara Pasuruan, dr DIDIK mengatakan, menyusul kasus penembakan yang dilakukan mahasiswa doktoral di AS terhadap penonton bioskop di Aurora Colorado AS beberapa waktu lalu, masyarakat perlu mewaspadai gejala-gejala gangguan kejiwaan seperti yang menempel pada diri si pelaku, yang diketahui pengidap psikopat. Seperti, tidak mudah toleran, merugikan orang lain dan ego nya terlalu tinggi.
Dalam kasus penembakan sadis yang menewaskan 12 orang itu diketahui, kalau JAMES HOLMES si pelaku, sangat terobsesi pada tokoh JOKER di film Batman. Sehingga dia juga ikut terpicu berperilaku jahat seperti tokoh pujaannya.
Menurut dr DIDIK, secara psikologi kejiawaan, HOLMES mengalami regresif dan tidak punya DAYA TILIKAN DIRI. Sehingga pola berpikirnya kembali ke masa anak-anak, sekalipun dia seorang calon doktor. Celakanya, aksi penembakan membabi buta kepada puluhan orang di gedung bioskop yang dilakukannya, dianggapnya sebagai mainan senjata. Tujuannya, untuk mendapatkan kepuasan secara anak-anak.      
Dari data-data yang ada, dr DIDIK menyimpulkan, kalau HOLMES, pengidap gangguan jiwa. Tidak terkendali dan terkontrol, juga tanpa stimulus. Tiba-tiba saja dia melakukan aksi penembakan membabi buta. Sekalipun punya kecerdasan tinggi, perilaku HOLMES yang terkena psikopatia sangat buruk dan bahkan bisa meluluh lantakkan apapun di depannya. Semua tindakannya diluar akal sehat, demi kepuasan dirinya sendiri. 
Diberitakan sebelumnya, 20 Juli 2012 lalu, JAMES HOLMES mahasiswa doktoral ilmu syaraf di kampus Fakultas Kedokteran Anschutz di Universitas Colorado menembak secara membabi buta terhadap puluhan penonton bioskop di pemutaran film The Dark Knight Rises di Aurora Colorado AS. Akibatnya, 12 penonton bioskop meninggal dan melukai 58 orang lainnya. Dalam persidangan yang sudeh digelar di Arapahoe AS, HOLMES menerima setidaknya 141 tuntutan. (EKA MARIA)

sumber : http://www.107fm.pasuruankab.go.id/content-674-antisipasi-gangguan-jiwa-pada-generasi-muda-orang-tua-harus-rajin-pantau-anak.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Singing Hatsune Miku