Pengaruh pembentukan pola pergaulan dan
gaya hidup anak jaman sekarang yang lebih individu, mengharuskan orang
tua lebih menempatkan diri sebagai sahabat anak. Dari komunikasi efektif
yang terjalin intens, pada akhirnya orang tua bisa memantau sekaligus
berperan membentuk kejiwaan anak-anaknya.
Dalam sesi perbincangan di program Halo Selamat Pagi di Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio Suara Pasuruan,
dr DIDIK mengatakan, penangkal jitu pengaruh-pengaruh negatif pola
pergaulan di masa kini, berupa perhatian dari keluarga inti. Sehingga
bersifat sebagai pengontrol sekaligus pembentuk karakter dan kejiwaan
pada si anak.
Pendampingan selama masa tumbuh kembang
kejiwaan anak, harus selalu dilakukan. Sekalipun unsur pertumbuhan
gangguan kejiwaan yang rentan menimpa usia remaja seperti psikopat
bersifat genetis, tapi semuanya bisa diantisipasi dengan membangun
konstruksi kejiwaan yang sehat.
Selain itu, gangguan kejiwaan psikopat
juga bisa diantisipasi dengan membiasakan anak untuk hidup selalu
bersosialiasi dengan masyarakat. Berbekal kebersamaan, toleransi dan
saling tolong menolong antar sesama, dr DIDIK yakin dan optimis,
psikologi kejiwaan individu yang sehat, bisa terbentuk dengan sempurna.
Yang juga tidak boleh dilupakan dalam menjaga kondisi kesehatan kejiwaan masing-masing individu, kepemilikan INSIGHT atau DAYA TILIKAN DIRI. Artinya, seseorang harus mampu menilai diri sendiri dan orang lain, di dalam koridor kejiwaan yang sehat.
Kepada Suara Pasuruan, dr DIDIK
mengatakan, menyusul kasus penembakan yang dilakukan mahasiswa doktoral
di AS terhadap penonton bioskop di Aurora Colorado AS beberapa waktu
lalu, masyarakat perlu mewaspadai gejala-gejala gangguan kejiwaan
seperti yang menempel pada diri si pelaku, yang diketahui pengidap psikopat. Seperti, tidak mudah toleran, merugikan orang lain dan ego nya terlalu tinggi.
Dalam kasus penembakan sadis yang
menewaskan 12 orang itu diketahui, kalau JAMES HOLMES si pelaku, sangat
terobsesi pada tokoh JOKER di film Batman. Sehingga dia juga ikut
terpicu berperilaku jahat seperti tokoh pujaannya.
Menurut dr DIDIK, secara psikologi kejiawaan, HOLMES mengalami regresif dan tidak punya DAYA TILIKAN DIRI. Sehingga
pola berpikirnya kembali ke masa anak-anak, sekalipun dia seorang calon
doktor. Celakanya, aksi penembakan membabi buta kepada puluhan orang di
gedung bioskop yang dilakukannya, dianggapnya sebagai mainan senjata.
Tujuannya, untuk mendapatkan kepuasan secara anak-anak.
Dari data-data yang ada, dr DIDIK
menyimpulkan, kalau HOLMES, pengidap gangguan jiwa. Tidak terkendali dan
terkontrol, juga tanpa stimulus. Tiba-tiba saja dia melakukan aksi
penembakan membabi buta. Sekalipun punya kecerdasan tinggi, perilaku
HOLMES yang terkena psikopatia sangat buruk dan bahkan bisa
meluluh lantakkan apapun di depannya. Semua tindakannya diluar akal
sehat, demi kepuasan dirinya sendiri.
Diberitakan sebelumnya, 20 Juli 2012
lalu, JAMES HOLMES mahasiswa doktoral ilmu syaraf di kampus Fakultas
Kedokteran Anschutz di Universitas Colorado menembak secara membabi buta
terhadap puluhan penonton bioskop di pemutaran film The Dark Knight Rises
di Aurora Colorado AS. Akibatnya, 12 penonton bioskop meninggal dan
melukai 58 orang lainnya. Dalam persidangan yang sudeh digelar di
Arapahoe AS, HOLMES menerima setidaknya 141 tuntutan. (EKA MARIA)sumber : http://www.107fm.pasuruankab.go.id/content-674-antisipasi-gangguan-jiwa-pada-generasi-muda-orang-tua-harus-rajin-pantau-anak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar