Kenapa Penyakit Orang Kaya dan Miskin Bisa Beda?
Jakarta, Beberapa penyakit sebagian besar kadang hanya menyerang orang
kaya atau hanya orang miskin saja. Kenapa penyakit bisa memilih-milih
status sosial si kaya dan si miskin.
Datangnya penyakit tidak terlepas dari gaya hidup orang sehari-hari.
Sehingga pada akhirnya penyakit bisa menyerang penderita yang memiliki
gaya hidup yang mirip.
Pada lingkungan yang tidak bersih, kuman penyakit dapat cepat sekali
menyebar. Pada lingkungan yang padat penduduk dan kotor biasanya dapat
menyebabkan berbagai penyakit infeksi menyebar dengan cepat. Penyakit
infeksi dapat menular dari orang ke orang atau dengan berkontak dengan
benda yang terinfeksi.
Beberapa penyakit infeksi yang sering dialami orang miskin seperti TBC,
cacar air, campak, diare, dan lain-lain. Untuk menghindari tertular
penyakit infeksi, maka harus menjaga kebersihan tempat tinggal dan
kebersihan diri, serta menghindari kontak dengan orang atau benda yang
memebawa infeksi.
Sedangkan asma dapat dikategorikan sebagai salah satu penyakit orang
kaya. Karena asma jarang menyerang orang miskin. Hal yang sama juga
berlaku untuk penyakit alergi seperti eksim, rhinitis, dan atopik.
Alasan keterkaitan tersebut masih belum diketahui dan perlu penyelidikan
lebih lanjut.
Untuk alasan ini, para ilmuwan dari Universitas Bristol melakukan
penelitian untuk mempelajari perbedaan antara kelompok orang yang
dibesarkan di lingkungan yang bersih dan kelompok orang yang dibesarkan
dalam lingkungan yang miskin dan kotor.
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa flora usus dapat
diubah secara signifikan, tergantung pada kebersihan lingkungan. Para
peneliti menyelesaikan studi tersebut untuk lebih memahami alasan
perbedaan tersebut pada sistem kekebalan tubuh. Para peneliti melakukan
biopsi usus pada peserta penelitian.
Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa, orang yang tinggal di daerah
miskin, daerah pedesaan memiliki lebih banyak sel regulator T yang
memainkan peran utama dalam sistem kekebalan tubuh tersebut. Seperti
namanya, sel regulator T berasal dari peradangan dan respon kekebalan.
Penelitian tersebut dilakukan pada babi, karena babi adalah yang paling
mirip dengan manusia dari perspektif seluler dan metabolisme. Hasil
penelitian tersebut telah diterbitkan dalam Pediatric Allergy and
Immunology.
"Pada titik ini tidak jelas persis apa yang menyebabkan peningkatan
kapasitas untuk regulasi kekebalan pada peternakan anak babi yang kami
dipelihara. Penelitian sebelumnya yang telah kami lakukan menunjukkan
bahwa, bakteri usus memainkan peran penting dalam pengembangan sistem
kekebalan tubuh yang kompeten dan bakteri tersebut diperoleh dari
lingkungan selama awal kehidupan," kata Dr Marie Lewis, peneliti dari
bagian Infection and Immunity di School of Veterinary Sciences seperti
dilansir dari Epharmapedia, Rabu (22/2/2012).
Rekomendasi dari dokter untuk ibu yang sering melindungi anak dengan
mengisolasi anak dari dunia luar, seharusnya tidak berlebihan
mengisolasi anaknya. Karena sedikit paparan kuman dapat menjadi solusi
sehat untuk gangguan alergi. Hal seperti ini sering terjadi pada orang
kaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar